Penyusunan Tes Psikomotor
Bentuk Tes Psikomotor
Tes untuk mengukur ranah psikomotor adalah tes untuk mengukur penampilan atau kinerja (performance) yang telah dikuasai peserta didik. Tes tersebut dapat berupa tes paper and pencil, tes identifikasi, tes simulasi, dan tes unjuk kerja.- Tes paper and pencil : walaupun bentuk aktivitasnya seperti tes tulis, namun yang menjadi sasarannya adalah kemampuan peserta didik dalam menampilkan karya, misal berupa desain alat, desain grafis, dan sebagainya.
- Tes identifikasi : tes ini lebih ditujukan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi sesuatu hal, misal menemukan bagian yang rusak atau yang tidak berfungsi dari suatu alat.
- Tes simulasi : tes ini dilakukan jika tidak ada alat yang sesungguhnya yang dapat dipakai untuk memperagakan penampilan peserta didik, sehingga dengan simulasi tetap dapat dinilai apakah seseorang sudah menguasai keterampilan dengan bantuan peralatan tiruan atau berperaga seolah-olah menggunakan suatu alat.
- Tes unjuk kerja (work sample) : tes ini dilakukan dengan alat yang sesungguhnya dan tujuannya untuk mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai/terampil menggunakan alat tersebut. Tes penampilan/perbuatan, baik berupa tes identifikasi, tes simulasi, ataupun unjuk kerja, semuanya dapat diperoleh datanya dengan menggunakan daftar cek (check-list) ataupun skala penilaian (rating scale).
Daftar cek maupun skala penilaian juga dapat dipakai sebagai "lembar penilaian" atau alat untuk observasi dalam rangka pengukuran yang bebas waktunya, dalam arti tidak dilakukan dalam suasana ujian secara formal. Misalnya dipakai alat observasi saat peserta didik mengerjakan praktikum dalam upaya memperoleh data selama peserta didik melakukan proses pembelajaran praktek di laboratorium.
Tes Psikomotor
Daftar cek lebih praktis jika digunakan untuk menghadapi subjek dalam jumlah besar atau jika perbuatan yang dinilai memiliki resiko tinggi, misalnya dalam kegiatan praktek laboratorium yang mengggunakan peralatan yang mahal, untuk menilai apakah seseorang sudah mampu menggunakan mikroskop akan lebih tepat menggunakan daftar cek. Skala penilaian cocok untuk menghadapi subjek yang sedikit. Perbuatan yang diukur menggunakan alat ukur berupa skala penilaian terentang dari sangat tidak sempurna sampai sangat sempurna. Jika Dibuat skala 5, maka skala 1 paling tidak sempurna dan skala 5 paling sempurna. Penyusunan Butir Soal Bentuk Daftar Cek Daftar cek berisi seperangkat butir soal yang mencerminkan rangkaian tindakan/perbuatan yang harus ditampilkan oleh peserta ujian, yang merupakan indikator-indikator dari keterampilan yang akan diukur. Oleh karena itu dalam menyusun daftar cek hendaknya: (1) carilah indikator-indikator penguasaan keterampilan yang diujikan, (2) susunlah indikator-indikator tersebut sesuai dengan urutan penampilannya. Kemudian dilakukan pengamatan terhadap subjek yang dinilai untuk melihat pemunculan indikator-indikator yang dimaksud. Jika indikator tersebut muncul, maka diberi tanda V atau tulis kata "ya" pada tempat yang telah disediakan.Misal akan dilakukan pengukuran terhadap keterampilan peserta didik menggunakan termometer badan. Untuk itu dicari indikator-indikator apa saja yang menunjukkan peserta didik terampil menggunakan termometer tersebut, misal indikator-indikatornya sebagai berikut :
- Cara mengeluarkan termometer dari tempatnya.
- Cara menurunkan posisi air raksa serendah-rendahnya.
- Cara memasang termometer pada tubuh orang yang diukur suhunya.
- Lama waktu pemasangan termometer pada tubuh orang yang diukur suhunya.
- Cara mengambil termometer dari tubuh tubuh orang yang diukur suhunya.
- Cara membaca tinggi air raksa dalam pipa kapiler termometer.
Penyusunan Butir Soal Bentuk Skala Penilaian
Pada prinsipnya penyusunan skala penilaian tidak berbeda dengan penyusunan daftar cek, yaitu mencari indikator-indikator yang mencerminkan keterampilan yang akan diukur, yang berbeda adalah cara penyajiannya. Dalam skala penilaian, setelah diperoleh indikator-indikator keterampilan, selanjutnya ditentukan skala penilaian untuk setiap indikator. Contoh , skala 5 jika suatu indikator dikerjakan dengan sangat tepat, 4 jika tepat, 3 jika agak tepat, 2 tidak tepat, dan 1 sangat tidak tepat. Jadi, pada prinsipnya ada tingkat-tingkat penampilan untuk setiap indikator keterampilan yang akan diukur. Untuk mengukur keterampilan peserta didik menggunakan termometer badan disusun skala penilaian sebagai berikutLingkari angka 5 jika sangat tepat,
angka 4 jika tepat,
angka 3 jika agak tepat,
angka 2 jika tidak tepat dan
angka 1 jika sangat tidak tepat untuk setiap tindakan di bawah ini!
5 4 3 2 1 Cara mengeluarkan termometer dari tempatnya.
5 4 3 2 1 Cara menurunkan posisi air raksa serendah-rendahnya.
5 4 3 2 1 Cara memasang termometer pada tubuh orang yang diukur suhunya.
5 4 3 2 1 Lama waktu pemasangan thermometer pada orang yang diukur suhunya.
5 4 3 2 1 Cara mengambil termometer dari tubuh orang yang diukur suhunya.
5 4 3 2 1 Cara membaca tinggi air raksa dalam pipa kapiler termometer.
Dalam hal ini, akan lebih akurat bila ada kriteria dari tiap butir yang direntang mulai dari skala 1 sampai 5. Dengan demikian, penilai yang manapun akan dengan tepat dapat menilai karena sudah ada kriteria bahwa seseorang diberi skala 1 untuk langkah yang menyangkut cara mengeluarkan termometer dari tempatnya karena demikian, dan diberi skala 2 karena demikian, dan seterusnya sampai kapan ia diberi skala 5. Kriteria tiap skala untuk setiap butir/langkah juga harus sudah dihafal oleh penilai. Jadi jika dilakukan penilaian oleh banyak ada keseragaman antar penilai. Anda telah membaca Penyusunan Tes Psikomotor
Belum ada Komentar untuk "Penyusunan Tes Psikomotor"
Posting Komentar