Prinsip-Prinsip Pengajaran, Guru atau Pendidik Harus Memahaminya
Selain Pengelolaan kelas, guru juga wajib memahami prinsip-prinsip pengajaran berikut ini:
Pada waktu memilih bahan dan metode mengajar, guru hendaknya memperhantikan dan menyesuaikannya dengan kemampuan-kemampuan anak tersebut. Perkembangan berarti perubahan. Perubahan itu ada yang cepat dan ada pula yang lambat. Seorang guru hendaknya cukup mengerti dan bersabara, apabila pada suatu saat seorang siswa belum meperlihatkan kemajuan dan kemajuannya lambat. Mungkin satu minggu atau dua minggu berikutnya anak akan memperlihatikan kemajuan dan perkembangan yang cepat.
Guru perlu mengerti benar tentang adanya keragaman cirri-ciri siswa ini. Baik di dalam menyiapkan dan menyajikan pelajaran maupun dalam memberikan tugasi-tugas dan pembimbingan, guru hendak model pengajaran berprogram atau modul, penyesuaian pelajaran dengan perbedaan individu ini sepenuhnya dapat dilakukan, karena cara belajarnya individual. Dalam pengajaran yang bersifat klasikal, seperti yang umumnya dilaksanakan di sekolah-sekolah, penyesuaian pelajaran dengan perbedaan indicidu ini terbatas sekali.
Umumnya guru-guru pada jam pelajaran yang sama, mengajarkan bahan yang sama dengan cara yang sama, sehingga perbedaan individu tersebut sama sekali diabaikan. Pengajaran yang bersifat klasikal ini dapat disempurnakan dengan cara-cara sebagai berikut.
Pertama, dalam mengajar hendaknya guru menggunakan metode atau strategi belajar-mengajar yang bervariasi. Sebab dengan variasi tersebut diharapkan beberapa perbedaan kemampuan anak dapat terlayani.
Kedua, hendaknya digunakan alat dan media pengajaran. Penggunaan media dan alat-alat pelajaran dapat membantu siswa-siswa yang mempunyai kelemahan-kelemahan tertentu. Anak yang memiliki kemampuan berpikir abstraknya kurang, dapat dibantu dengan alat peraga konkret, anak yang pendengarannya kurang dapat dibantu dengan penglihatan.
Ketiga, hendaknya guru memberikan bahan pelajaran tambahan kepada anak-anak yang pandai, untuk mengimbangi kepandaiannya. Bahan tambahan tersebut dapat berupa bahan bacaan, soal-soal yang harus dipecahkan dan sebagainya.
Keempat, hendaknya guru memberikan bantuan atau bimbingan khusus kepada aak-anak yang kurang pandai atau lambat dalam belajar. Bantuan atau bimbingan dapat diberikan pada jam pelajaran atau pun di luar jam pelajaran.
Kelima, pemberian tugas-tugas hendaknya disesuaikan dengan minat dan kemampuan anak.
Anak-anak yang lebih pandai diberi tugas yang lebih banyak atau lebih sukar. Anak yang berminat akan sasta diberi tugasi si bidang sastra lebih banyak sengan yang lain di bidang social, IPA, matematika lebih banyak.
Selain motif internal dan eksternal, dibedakan pula motif intrinsic dan ekstrinsik. Motif intrinsic adalah tenaga pendorong yang sesuai atau berkaitan dengan perbuatan yang dilakukan. Contoh seorang siswa rajin belajar bahasa inggris karena ia ingin bisa berbicara bahasa inggris. Motif ekstrinsik adalah tenaga pendorong yang berada di luar perbuatan atau tidak ada hubungan langsung dengan perbuatan yang dilakukannya, tetapi menjadi penyertanya. Contoh, seorang siswa rajin belajar karena ingin naik kelas atau dapat ijazah. Naik kelas atau mendapat ijazah adalah penyerta dari keberhasilan belajar. Motif intrinsic dapat bersifat internal, muncul dari dalam diri siswa atau eksternal dating dari luar. Demikian juga motif ekstrinsik dapat bersifat internal atau eksternal, walau lebih banyak bersifat eksternal.
Anda telah membaca Prinsip-Prinsip Pengajaran, Guru atau Pendidik Harus Memahaminya
1. Prinsip Perkembangan
Siswa yang diajar di kelas sedang berada dalam proses perkembangan dan akan terus berkembang. Sehubungan dengan perkembangan ini maka kemampuan anak pada setiap jenjang usia dan tingkat kelas berbeda-beda. Anak pada jenjang usia atau kelas yang lebih tinggi, memiliki kemampuan lebih tinggi dari yang di bawahnya.Prinsip-Prinsip Pengajaran, Guru atau Pendidik Harus Memahaminya |
Pada waktu memilih bahan dan metode mengajar, guru hendaknya memperhantikan dan menyesuaikannya dengan kemampuan-kemampuan anak tersebut. Perkembangan berarti perubahan. Perubahan itu ada yang cepat dan ada pula yang lambat. Seorang guru hendaknya cukup mengerti dan bersabara, apabila pada suatu saat seorang siswa belum meperlihatkan kemajuan dan kemajuannya lambat. Mungkin satu minggu atau dua minggu berikutnya anak akan memperlihatikan kemajuan dan perkembangan yang cepat.
2. Prinsip Perbedaan Individu
Seorang guru yang menghadapi 40 siswa di kelas sebenarnya bukan hanya menghadapi cirri-ciri satu kelas siswa, tetapi juga menghadapi 40 perangkat cirri-ciri siswa. Tiap orang siswa memiliki pembawaan-pemabawaan yang berbeda, dan menerima pengaruh dan perlakuan dari keluarganya yang masing-masing juga berbeda. Dengan demikian adalah wajar apabila setiap siswa memiliki cirri-ciri tersendiri. Ada siswa yang badannya tinggi kurus, atau pendek gemuk, cekatan atau lamban, kecerdasan tinggi, sedang atau rendah, berkat dalam beberapa mata pelajaran, tetapi kurang berbakat dalam mata pelajaran tertentu, tabah dan ulet atau mudah putus asa, periang atau pemurung, bersemangat atau acuh tak acuh, dan sebagainya.Guru perlu mengerti benar tentang adanya keragaman cirri-ciri siswa ini. Baik di dalam menyiapkan dan menyajikan pelajaran maupun dalam memberikan tugasi-tugas dan pembimbingan, guru hendak model pengajaran berprogram atau modul, penyesuaian pelajaran dengan perbedaan individu ini sepenuhnya dapat dilakukan, karena cara belajarnya individual. Dalam pengajaran yang bersifat klasikal, seperti yang umumnya dilaksanakan di sekolah-sekolah, penyesuaian pelajaran dengan perbedaan indicidu ini terbatas sekali.
Umumnya guru-guru pada jam pelajaran yang sama, mengajarkan bahan yang sama dengan cara yang sama, sehingga perbedaan individu tersebut sama sekali diabaikan. Pengajaran yang bersifat klasikal ini dapat disempurnakan dengan cara-cara sebagai berikut.
Pertama, dalam mengajar hendaknya guru menggunakan metode atau strategi belajar-mengajar yang bervariasi. Sebab dengan variasi tersebut diharapkan beberapa perbedaan kemampuan anak dapat terlayani.
Kedua, hendaknya digunakan alat dan media pengajaran. Penggunaan media dan alat-alat pelajaran dapat membantu siswa-siswa yang mempunyai kelemahan-kelemahan tertentu. Anak yang memiliki kemampuan berpikir abstraknya kurang, dapat dibantu dengan alat peraga konkret, anak yang pendengarannya kurang dapat dibantu dengan penglihatan.
Ketiga, hendaknya guru memberikan bahan pelajaran tambahan kepada anak-anak yang pandai, untuk mengimbangi kepandaiannya. Bahan tambahan tersebut dapat berupa bahan bacaan, soal-soal yang harus dipecahkan dan sebagainya.
Keempat, hendaknya guru memberikan bantuan atau bimbingan khusus kepada aak-anak yang kurang pandai atau lambat dalam belajar. Bantuan atau bimbingan dapat diberikan pada jam pelajaran atau pun di luar jam pelajaran.
Kelima, pemberian tugas-tugas hendaknya disesuaikan dengan minat dan kemampuan anak.
Anak-anak yang lebih pandai diberi tugas yang lebih banyak atau lebih sukar. Anak yang berminat akan sasta diberi tugasi si bidang sastra lebih banyak sengan yang lain di bidang social, IPA, matematika lebih banyak.
3. Minat dan Kebutuhan Anak
Setiap anak mempunyai minat dan kebutuhan sendiri-sendiri. Anak di kota berbeda minat dan kebutuhannya dengan anak di desa, di daerah pantai berbeda dengan di pegunungan, anak yang akan bersekolah sampai perguruan tinggi berbeda dengan anak yang akan bekerja setelah tamat SLTA. Bahan ajaran dan cara penyampaian sedapat mungkin disesuaikan dengan minat dan kebutuhan tersebut. Walaupun hamper tidak mungkin menyesuaikan pengajaran dengan minat dan kebutuhan setiap siswa, sedapat mungkin perbedaan-perbedaan minat dan kebutuhan tersebut dapat dipenuhi. Pengajaran perlu memperhatikan minat dan kbeutuhan, sebab keduanya akan menjadi penyebab timbulnya perhatian. Sesuatu yang menarik minat dan dibutuhkan anak, akan mnarik perhatianya, dengan demikian mereka akan bersungguh-sungguh dalam belajar.4. Aktivitas Siswa
Mengajar mengupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar. Dalam pengajaran, siswalah yang menjadi subjek, dialah pelaku kegiatan belajar. Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka guru hendaknya merencanakan pengajara, yang menuntut siswa banyak melakukan aktivitas belajar. Hal ini tidak berarti siswa dibebani banyak tugas. Aktivitas atau tugas-tugas yang dikerjakan siswa hendaknya menarik minat siswa, dibutuhkan dalam perkembangannya, serta bermanfaat bagi masa depannya. Metode-metode yang banyak mengaktigkan siswa, di antaranya ialah metode diskaveri, inkuiri, eksperimen, demonstrasi pemecahan masalah, keterampilan proses, penegasa, dan diskusi.5. Motivasi
Setiap perbuatan, termasuk perbuatan belajar didorong oleh sesuatu atau beberapa motif. Motif atau biasa juga disebut dorongan atau kebutuhan merupakan sesuatu tenaga yang berada pada diri individu atau siswa yang mendorongnya untuk berbuat mencapai suatu tujuan. Tenaga pendorong atau motif pada seseorang mungkin cukup besar sehingga tanpa motivasi dari luar dia sudah bisa berbuat. Orang atau siswa tersebut memiliki motif internal. Pada orang atau siswa lain, tenaga pendorong ini kecil sekali, sehingga ia membutuhkan motivasi dari luar, yaitu dari guru, orang tua, teman, buku-buku dan sebagainya. Orang atau siswa seperti itu memerlukan motif eksternal.Selain motif internal dan eksternal, dibedakan pula motif intrinsic dan ekstrinsik. Motif intrinsic adalah tenaga pendorong yang sesuai atau berkaitan dengan perbuatan yang dilakukan. Contoh seorang siswa rajin belajar bahasa inggris karena ia ingin bisa berbicara bahasa inggris. Motif ekstrinsik adalah tenaga pendorong yang berada di luar perbuatan atau tidak ada hubungan langsung dengan perbuatan yang dilakukannya, tetapi menjadi penyertanya. Contoh, seorang siswa rajin belajar karena ingin naik kelas atau dapat ijazah. Naik kelas atau mendapat ijazah adalah penyerta dari keberhasilan belajar. Motif intrinsic dapat bersifat internal, muncul dari dalam diri siswa atau eksternal dating dari luar. Demikian juga motif ekstrinsik dapat bersifat internal atau eksternal, walau lebih banyak bersifat eksternal.
Anda telah membaca Prinsip-Prinsip Pengajaran, Guru atau Pendidik Harus Memahaminya
Belum ada Komentar untuk "Prinsip-Prinsip Pengajaran, Guru atau Pendidik Harus Memahaminya"
Posting Komentar